Minggu, 14 Juni 2009

Roh Najis

Siapakah roh-roh najis itu?
by Dr. Ki Dong Kim
Kita telah mengetahui siapakah roh-roh najis itu, darimana mereka berasal dan hakikat dasar mereka. Kita telah mengerti bahwa roh-roh najis itu adalah roh-roh orang mati yang belum genap usia dan belum menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Kita juga tentu mengerti bahwa pekerjaan mereka di dunia ini tentu mengakibatkan kerugian dalam kehidupan manusia yang masih hidup, namun sejauh apakah kita mengenal dan memahami secara mendalam mengenai dunia mereka?

Untuk itu, mari kita coba melihat resume dari buku “Siapakah Roh-roh Najis Itu?” karangan Dr. Ki Dong Kim yang telah melayani kasus roh najis lebih dari 400.000 orang.


Hakikat roh najis


Najis adalah kondisi yang menjijikan, baik itu di mata manusia, maupun di mata Tuhan. Najis itu bermakna sama dengan tahi. Sesuatu yang dipandang najis oleh Tuhan adalah sama dengan sesuatu yang sekotor najis atau tahi.

Apa yang diperintahkan Tuhan sewaktu perjalanan di padang gurun adalah untuk menjaga kekudusan dengan mengubur kotoran mereka agar jangan terlihat Tuhan yang kudus. Demikian pula hendaknya itu dilakukan juga di dalam dunia roh, yaitu menjauhkan roh kita dari kenajisan. Dengan apakah kita menjadi najis? Dengan bersekutu dengan roh yang membawa kenajisan, roh yang telah dibuang oleh Allah akibat ketidakpercayaan mereka terhadap Kristus.

Dalam konteks ini, kita benar-benar perlu memandang roh mereka yang mati di luar Kristus sebagai roh najis dan perlu untuk menolak dan menghardik mereka dengan keras. Apakah ada di antara kita yang pernah merasa ada kasih kepada roh mereka yang belum mengenal Kristus dan telah dibuang Allah? Jangan buang kasih itu, karena itu anugerah Tuhan Maha Pengasih, kasih Yesus terhadap mereka yang telah terhilangpun tetap ada, naumun ada sebuah hal yang harus kita pahami. Yesuspun selalu menangisi mereka yang terhilang, namun tetap merelakan mereka hilang selamanya demi kehendak Bapa.

Sebagaimanapun malangnya seorang yang telah terhilang, mereka tetaplah roh-roh yang telah dianggap najis oleh Tuhan sendiri. Adakah sesuatu yang najis itu berharga? Malahan, bila kita berlebihan menunjukan kasih kepada mereka yang telah terhilang menunjukan kita mengasihi apa yang dibuang Tuhan. Cukuplah kasih kita bagi mereka yang masih hidup, agar jangan sampai mereka terhilang menjadi roh-roh najis karena belum terselamatkan. Setiap orang percaya perlu menghardik roh-roh ini dengan keras dan penuh otoritas, bahkan sampai menghujat atau menyakiti hati mereka kalau perlu.

Kita mungkin berpikir sudah cukuplah roh-roh itu menderita sengsara, kenapa harus dihujat dan disakiti lagi? Untuk itu kita perlu menelaah lagi lebih dalam mengapa kita perlu mengambil tindakan keras terhadap mereka dalam otoritas Tuhan Yesus.

Bila Tuhan tidak menyayangkan mereka, mengapa kita harus memberi perhatian kepada mereka? Dukungan kita kepada roh najis adalah pemberontakan terhadap Bapa, karena kita turut serta dalam kenajisan mereka.

Siapakah roh najis itu?


Roh seseornag yang meninggal menjadi roh najis apabila seorang yang belum menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya meninggal ketika belum genap umurnya. Dalam tulisannya, Kim menyatakan bahwa genap umur manusia adalah sekitar 120 tahun sebagaimana terdapat dalam Kej 6:3. Genapnya usia manusiapun telah ditentukan dan normalnya adalah berkisar di sekitar angka itu. Adasedikit yang lebih, namun lebih banyak lagi yang kurang.

Mengapa bisa begitu banyak manusia yang mati sebelum genap usia? Jawaban yang paling akurat adalah KUTUK, dan sedikit kasus karena ditentukan Tuhan untuk mati lebih awal karena mereka telah menggenapi rencana Tuhan dan karena panggilan kemartiran. Yang mati sebelum genap usia di dalam Tuhan tidak perlu kita pusingkan karena keadaan mereka sekarang dijamin lebih enak dari kita. Yang menjadi masalah kita adalah roh-roh orang yang mati, yang belum genap usia, yang belum percaya Yesus.

Kutuk


Kehidupan dalam ketidakpercayaan terhadap Juruselamat adalah hidup yang penuh dengan kutuk. Apakah kutuk itu? Apakah kutuk itu Cuma sekedar emosi yang terlampiaskan secara supranatural, ataukah ada hakikat lain dalam kutuk?

Kutuk mengikat tubuh dan roh orang yang tidak percaya Yesus. Kutuk selalu menyiksa jiwa. Kehadiran kutuk pada orang ini menjadikannya buta. Orang ini dikutuk untuk buta secara tubuh dan secara roh karena rohnya tidak terlindung. Karena pada waktu hidup jiwa tinggal di dalam tubuh, jiwa orang ini menderita buta jasmani. Pada saat orang ini mati tanpa pertobatan, jiwa sebagai pembawa kehidupan berpindah dari kesadaran tubuh kepada kesadaran roh, namun karena rohnya juga terkutuk, kehidupan setelah matipun ia menjadi jiwa yang tidak dapat melihat dan tetap buta. Ia telah menjadi kutuk itu sendiri. Inilah roh najis yang membawa kutuk buta. Apabila roh buta ini hinggap pada orang tidak percaya, ia akan mengakibatkan hal yang sama dan akan terulang lagi demikian. Jangan repot-repot, roh yang jadi begini sudah tidak bisa dibebaskan lagi, tidak perlu repot-repot didoakan.

Bila roh buta hinggap pada orang yang bisu tanpa kutuk namun karena murni cacat, manifestasi yang keluar adalah gabungan buta dan bisu. Bila orang malang ini meninggal, dia akan menjadi kedua kutuk itu secara bersamaan.

Bila roh buta ini hinggap pada orang percaya, ia tidak dapat mengikat seluruh kehidupan orang percaya ini karena rohnya telah dilindungi iman kepada darah Yesus. Roh buta hanya dapat bermanifestasi pada tubuhnya saja, dan orang ini menjadi buta selama hidup jasmaninya saja. Setelah dia mati, roh buta itu tidak punya pegangan lagi dan tidak dapat meneruskan kutukannya dan akan pindah lagi selama genap usianya belum tercapai. Karena itulah seorang percaya harus segera mengenali tanda-tanda adanya kutuk yang menyerang tubuhnya dan segera menghardiknya keluar. Kalu tidak, sekalipun roh orang ini nantinya selamat, kehidupannya akan jadi bulan-bulanan kuasa gelap.

Seberapa besarkah peluang roh najis masuk ke dalam kehidupan orang yang masih hidup? Selalu dapat dipastikan kalau setiap roh najis yang juga adalah roh gentayangan akan selalu mencari perhentian dan akan masuk bila ada kesempatan. Setiap orang yang tidak percaya hampir dapat dipastikan telah membawa sedikitnya satu roh najis seoanjang hidupnya karena secara rohani dan tubuh, mereka tidak terlindung.

Roh najis akan dapat masuk ke dalam kehidupan orang percaya jika orang ini membuka celah dengan berbuat dosa yang menghilangkan perlindungan darah Tuhan. Sangat penting untuk memperhatikan kondisi roh, emosi, tubuh kita agar selalu dapat memperoleh pengampunan dari waktu ke waktu, dan sebisa mungkin menghindari dosa dengan berpusat pada Tuhan. Dalam kondisi tertentupun roh najis bisa masuk, seperti bila seseorang sangat-sangat terkejut dan kadang kehilangan respon (shock) sehingga roh najis dapat menggunakan kesempatan itu untuk mengambil alih.

Mengapa kita harus (turut) menajiskan mereka

Roh-roh najis selalu mencari perhentian. Hampir dapat dipastikan setiap roh najis akan membawa minimal sebuah kutuk pada kehidupan orang yang dihinggapinya. Ini berarti bahwa orang hidup ini akan menerima kutuk yang seharusnya tidak ditimpakan ke atasnya.

Pekerjaan mereka adalah kejahatan, lawan dari kasih karunia, dan membawa kehancuran pada kehidupan mereka yang masih hidup dan menghalangi jalan keselamatan bagi banyak orang. Mereka pantas untuk dianggap sangat rendah karena pekerjaan mereka. Tidak ada satupun yang baik yang dapat dilakukan oleh makhluk yang telah dibuang Tuhan. Tujuan mereka adalah mencuri dan menghancurkan.

Sifat-sifat roh najis


  • Membawa kutuk sesuai pada waktu ia mati.
Jika ia mati dalam keadaan buta, ia akan membawa kutuk buta. Bila ia mati karena kecelakaan, ia akan berusaha membuat orang yang dihinggapinya mati dengan cara yang sama.

  • Selalu berusaha mencari tubuh
Roh najis tidak memiliki tubuh kemuliaan seperti yang dihadiahkan kepada orang percaya. Jiwa mereka akan kebingungan dan tersiksa bila mereka masih menyimpan nafsu jasmani namun tidak memiliki sarana untuk melampiaskannya. Cara satu-satunya adalah meminjam tubuh seseorang untuk melampiaskan nafsunya, atau mencari benda lain sebagai tempat yang cocok. Ada roh najis yang ingin untuk diberi makan, ia dapat saja tinggal di dalam patung yang ssering diberi sesajian.

  • Cenderung untuk bermanifestasi dalam keluarga
Roh najis pertama akan mencari keluarga dekat untuk dihinggapi. Ini masuk akal karena umumnya sanak keluarga akan begitu mengasihi si mati sehingga ikatan batin berlangsung terus, bahkan setelah dipisahkan kematian. Roh najis akan merasa diterima bila yang ditinggalkan berduka secara berlebihan. Bila roh najis merasa begitu nyaman karena merasa dicintai orang dihinggapinya, penting bagi orang itu untuk menyatakan ketidaksukaannya terhadap roh najis itu, bahkan kalu perlu sampai menyakitinya (masih dalam otoritas Kristus).

  • Memanifestasikan sifat asalnya sesuai kehidupannya dahulu
Kutuk-kutuk yang dibawa roh najis telah kita bahas. Ada juga yang lain yang dapat dibawa roh najis kepada orang yang dihinggapinya, yaitu ilmu pengetahuannya dan memorinya. Sering dijumpai seorang anak mengenal dan menanggapi orang lain yang tidak dikenal sebagai kerabatnya. Para pengajar palsu berkata ini adalah reinkarnasi, tapi ini salah satu kasus kerasukan roh najis. Roh najis yang bisa berbahasa Jepang mungkin menimbulkan kemampuan seseorang yang belum pernah belajar bahasa itu dalam manifestasi-manifestasinya. Bila roh najis itu meninggalkan orang itu, kemampuan itu bisa hilang mengikuti roh najis itu, ataupun dapat tertinggal permanen.

Roh najis sebaliknya, dapat belajar bersama orang yang dihinggapinya dan turut menyerap ilmu pengetahuan. Bila roh najis itu pergi, roh najis itu akan kembali ke pengetahuannya semula karena ingatannya tidak ikut terbawa, atau sebaliknya bila roh najis lebih dominan dari roh jiwa orang yang dihinggapinya, roh itu akan pergi membawa semua pengetahuan dan ingatan yang dikumpulkan selama hidup bersama orang yang dihinggapinya. Orang yang ditinggalkan akan, tentu saja, o’on.


  • MEMILIKI IDENTITAS PRIBADI
Roh, jiwa dan tubuh adalah satu pada waktu hidup. Mereka membentuk sebuah individu. Mereka akan menampilkan satu karakter dan menjadikan mereka individu yang berbeda dengan manusia lain. Mereka sendiri sama seperti Allah Tritunggal, memiliki tiga pribadi dalam satu. Mereka juga sama seperti Allah, memiliki sebuah NAMA! Identitas tidak akan berubah selamanya. Nama roh najis selalu sama, mereka memiliki kepribadian, memiliki emosi, keinginan dan nafsu. Namun mereka berusaha untuk seolah menghilangkan keberadaan mereka dalam diri yang dihinggapinya sehingga tidak ada yang sadar dan tidak mengusir mereka. Mereka harus low profile agar tetap tersamar. Mereka akan meminjam tubuh untuk melampiaskan nafsu dan pikiran mereka, tapi selalu berusaha membuat orang itu seolah merasa nafsu itu dari dirinya sendiri dan menerima pikiran (jahat) itu sebagai pikirannya. Najis kan?

Sering kita menemukan kasus dalam pelepasan ada dijumpai roh yang mengaku sebagai roh batuk, roh sakit kepala, roh darah tinggi, roh kepahitan dsb. Jangan mudah tertipu. Memang ada roh sakit penyakit, tapi yang membawa penyakit itu masuk adalah keberadaan roh-roh najis yang mengkondisikan tubuh mudah terserang penyakit, atau menekan syaraf sehingga orang dapat menjadi buta atau tuli.

Bila kita menemukan roh yang mengaku sebagai roh penyakit, dia belum mengungkapkan identitasnya yang sebenarnya. Bila roh tidak dipermalukan dengan diungkapkan segala kebusukannya, ia akan tetap tinggal karena para pelayan tidak mengusir roh dengan tepat.

Setidaknya dalam pelepasan, roh yang diikat harus diinterogasi sampai terungkap idsentitasnya dan alasannya merasuki seseorang. Bila kita hanya mengusir roh penyakitnya saja, kita hanya mengusir virus-virusnya, mengusir kutuk-kutuknya tanpa mencabut akar kelemahan tubuh dan sumber kutuknya.
Bila kita memperoleh identitasnya seperti apakah ada kedekatan kekerabartan, dan alasannya merasuki seseorang, kita dapat dengan segera menghardik dan menyangkal roh tersebut dengan tepat, di dalam Nama Yesus. Roh yang ketahuan identitasnya akan kesal dan pergi.

  • Bekerja dalam sistem saraf
Sistem tubuh yang mengendalikan kesadaran, bawah sadar, pikiran dan tindakan adalah sistem saraf. Otak adalah sistem saraf utama, kemudian saraf terpecah untuk mengendalikan seluruh tubuh. Roh najis akan masuk ke dalam alam bawah sadar dan mulai mengeluarkan pikiran-pikiran najisnya dan nafsu-nafsunya. Orang akan menyerap pikiran bawah sadar itu dan mengganggap bahwa pikiran dan nafsu itu berasal dari kesadarannya dan kejahatannya sendiri! Tipu daya iblis yang keji.

Dalam kasus kerasukan yang parah, roh najis akan memasukan pikiran yang sangat menyesatkan sekaligus juga mengarahkan tubuh untuk melakukan kehendak roh najis itu. Contoh yang jelasnya adalah kasus pembunuhan dengan gelap mata (tidak terencana karena emosi) dan berbagai kasus bunuh diri. Sebenarnya, kebanyakan bukan karena orang itu ingin membunuh atau ingin bunuh diri, tapi karena pikiran busuk yang ditanamkan roh najis itu, ditambah dengan tindakan di luar kesadaran karena pikiran mereka telah diisi awan depresi oleh roh-roh itu.

Gangguan jiwa
Kasus yang serupa dapat menyerang setiap orang, terutama orang-orang yang introvert. Mereka cenderung menyimpan pikiran mereka sendiri dan mengganggap pikiran-pikiran jahat itu adalah bagian dari diri mereka. Berbeda dengan orang periang yang suka bertukar pandangan sehingga tidak termakan dengan pikiran-pikiran jahat.

Roh-roh najis dapat mengambil alih kesadaran secara total sehingga kita menyebut orang itu sudah hilang ingatan, terganggu ingatan, bahkan yang parah sampai gila. Sebenarnya tidak ada penyakit kejiwaan di dunia rohani. Medis dan psikologi mengganggap gila sebagai gangguan kesehatan.

Itu salah! Pernahkah Yesus menyembuhkan orang dari penyakit gila? Tidak pernah! Yesus mengusir roh-roh yang ada di dalam orang gila dan mereka memperoleh kesadarannya kembali.

Yang terjadi dalam orang dengan gangguan ingatan adalah roh-roh najis telah mengambil alih kesadaran seseorang karena mungkin pernah suatu saat orang itu melepaskan kesadarannya karena shock, kekecewaan yang luar biasa, kesedihan atau keterkejutan yang luar biasa. Saat kesadaran orang itu kehilangan pegangan, roh najis menyelinap dan mengambil alih kesadaran orang itu.

Mengapa tingkah laku menjadi tidak waras kalau roh najis mengambil alih kesadaran? Kenapa tidak sekedar berubah dari kepribadian asli menjadi kepribadian roh najis yang muncul? Ini karena korslet! Seharusnya yang mengendalikan tubuh adalah jiwa atau pikiran, namun karena pikirannya diikat roh najis agar tertidur, roh najis yang berkuasa mengendalikan tubuh.

Kenapa bertingkah gila? Karena demikianlah roh! Ingat ketika Daud menari dalam roh mengiringi tabut? Bayangkan pula diri Anda sedang masuk dalam penyembahan terintim dengan Tuhan, apakah Anda akan bersorak-sorak, melompat-lompat dan berteriak-teriak? Itu adalah contoh kebalikan dari tidak waras tadi, namun kondisi roh tetap sama. Roh lebih ekspresif, lebih peka dan technically lebih “gila”. Bila tubuh dikendalikan jiwa, tubuh akan bekerja secara normal dan terkontrol tutur kata dan tindakan. Lain bila tubuh dikuasai roh, dan roh itupun telah berubah sifat menjadi jahat dan dipenuhi pikiran terkutuk. Lihat akibatnya pada orang yang kurang waras.

Berita baiknya, sementara jiwa dan roh orang itu sendiri terikat, jiwa tidak kehilangan pendengarannya. Yang terjadi adalah jiwa tidak dapat merespon impulse dari lingkungannya, namun jiwa tetap hidup di dalam kesadarannya yang telah diambil alih kuasanya oleh bawah sadar yang dikuasai roh najis. Kita dapat berbicara kepada jiwa orang itu dengan penuh otoritas Kristus yang berkuasa untuk membuat roh terikat atau terlepas.

Penyembuhan rohani seseorang dengan gangguan ingatan harus dilakukan dengan memperlakukan mereka sebagai orang waras 100%. Sebaliknya dari merayu-rayu mereka untuk menurut, bertingkah baik seperti anak kecil, kita sebaiknya mengguncang jiwanya untuk berontak dari ikatan itu. Ada kuasa pengharapan dalam Nama Yesus, dan bila jiwa orang itu cukup tergugah, jiwa itu akan kembali mengambil alih kewarasan SAAT ITU JUGA dan minta untuk dilepaskan. Setelah itu yang perlu dilakukan tim pelepasan adalah membersihkan orang tersebut dari roh-roh najis itu.

Jangan memperlakukan orang gila sebagai anak kecil, sebagai orang pesakitan tidak berguna untuk diajak bicara, dibujuk-bujuk dan bimbingan yang kekanak-kanakan. Bila Anda melakukan itu, tahukah Anda siapa yang Anda ajak bicara atau bermain? Roh najis itu! Sedangkan sekarang Anda tahu apa yang harus dilakukan terhadap roh najis!

Dalam melayani orang gila, kita tidak dapat langsung mengumpulkan mereka dan mengusir roh-roh najis di dalam mereka. Roh-roh itu masih punya hak karena tuan rumahnya sendiri tidak melawan mereka. Tindakan pelayanan pertama terhadap orang gila adalh COUNSELING. Kedengarannya aneh, ya? Tapi itu yang perlu kita lakukan. Seperti yang Yesus lakukan, ini adalah peperangan, bukan penyembuhan. Ini juga bukan exorcist yang dapat melemparkan roh-roh jahat keluar sembarangan. Yesus tidak memerlukan tahap ini karena dia berkuasa penuh, sedangkan kita tidak berkuasa atas roh, jiwa dan tubuh seseorang selain dari dirinya sendiri.

Dibutuhkan dukungan dari yang empunya rumah untuk mengusir tamu yang tidak diundang ini. Masalahnya adalah jiwa yang menjadi korban tidak mengetahui bahwa dirinya telah dikuasai kegelapan. Ketika jiwa dan roh sadar akan apa yang dideritanya, mereka akan mulai melawan dan membebaskan diri dari ikatan. Saat jiwa sudah memperoleh kemantapan dan pengetahuan akan kondisinya sendiri, dia akan meminta untuk dilepaskan. Saat itulah tim pelepasan baru boleh bergerak.

Pelayanan kepada penderita gangguan jiwa adalah pelayanan person-to-person. Tidak dapat hanya dilakukan secara umum bila tidak ada cukup kuasa untuk melakukan mujizat. Ini adalah pelayanan sama seperti ke orang sakit lainnya. Orang itu harus membenci penyakitnya dulu (lewat counselling dan sharing dll) baru ikatan antara penyakitnya dan tubuh orang itu dapat diputuskan. Ada juga orang yang menolak untuk disembuhkan karena diracuni pikirannya bahwa ia sakit akibat karmanya atau sekehendak Allah. Orang demikian tidak dapat disembuhkan karena dasar imannya salah. Demikian pula orang dengan gangguan jiwa harus memutuskan dulu apakah ia mau menerima keselamatan dan pemulihan dari Tuhan.

Dapatkah jiwa mereka mendengar kita? Ingatlah bahwa apa yang kita ikat atau lepas di dunia akan terikat atau terlepas di alam roh. Kita memiliki otoritas itu di dalam nama Yesus untuk memanggil roh-jiwa yang terikat itu, berbicara dan berkhotbah dengan kuasa kepada mereka, dan mencegah roh najis itu untuk mendengarkan atau bermanifestasi selama pelayanan